Covenant Protestant Reformed Church
Bookmark and Share

Memikirkan Hikmat dan Pengertian Allah

Tuan Brian Dykstra, guru di Hope Prot. Ref. Christian School, Grand Rapids, Michigan

 

Dengan hikmat TUHAN telah meletakkan dasar bumi, dengan pengertian ditetapkan-Nya langit, (Ams. 3:19).

Di dalam bagian dari Amsal ini, Solomo telah mengajarkan kita mengenai nilai hikmat. Hikmat memberikan manusia kebahagiaan. Dengan hikmat terdapat umur panjang, kekayaan, dan kehormatan. Karena dari manfaat-manfaat hikmat itu kepada manusia, dia dianggap sebagai keberadaan yang lebih berharga daripada perak dan emas, dan lebih berharga ketimbang batu permata.

Dengan mengatakan kita bahwa Tuhan meletakkan Bumi dengan hikmat, Solomo membiarkan kita mengetahui bahwa hikmat ada sebelum permulaan waktu. Hikmat bukanlah hasil dari akumulasi pengetahuan manusia selama bertahun-tahun. Kita dapat menuntut tidak berbagian di dalam eksistensi atau perkembangan hikmat. Hikmat mendahului kita. Juga bukan dalam hal di mana Allah telah bertumbuh lebih berhikmat selama beberapa tahun yang lampau. Dia adalah himat yang sempurna dan meletakkan Bumi di dalam hikmat-Nya yang sesuai dengan tujuan dan kehendak-Nya sendiri.

Untuk melakukan sesuatu dengan hikmat berarti bahwa hal itu dikerjakan dengan keterampilan. Biasanya kita dapat menentukan entah ya atau tidak sesuatu dibuat oleh seseorang yang mengetahui apa yang dia sedang kerjakan. Contohnya, saya bukanlah seniman dan tidak pernah mengecat lukisan. Saya tidak tahu bagaimana untuk menggunakan cat minyak, kuas cat, suatu penyangga atau kanvas. Ketika saya mengambil perlengkapan seniman ke Taman Nasional di Gunung Rocky di Colorado, mempersiapkan peralatan di suatu danau yang indah dengan pemandangan pegunungan yang benar-benar luar biasa dan mulai mengecat apa yang saya lihat, saya ragu bahwa siapa pun akan mau untuk memiliki lukisan saya untuk di tempel di dinding ruangan keluarga. Saya tidak tahu bagaimana untuk mencampur warna, mencapai kombinasi hitam putih dan pewarnaan yang saya butuhkan untuk menangkap kerumitan pencahayaan. Perspektif dan proporsi dari lukisan saya sepertinya juga akan berkekurangan.

Betapapun demikian, karena saya menghabiskan waktu banyak di musim panas, mengukur dan menyurvei perusahaan, jika seseorang membutuhkan untuk menggambar suatu rumah dan properti untuk survei anggunan, yang akan menjadi persoalan yang berbeda, dan orang telah membayar gambaran-gambaran itu. Saya telah dilatih dan memiliki pengalaman itu. Sekalipun gambaran itu bukan difungsikan sebagai seni, hal itu akan cukup melayani tujuan itu. Seseorang akan mampu menentukan di mana tiap lembarannya dibuat dengan keterampilan, atau hikmat, dan apakah hal itu tidak dilakukan seperti demikian.

Apa yang dapat dikatakan mengenai didirikannya Bumi oleh Allah? Apakah ada bukti keterampilan di sana? Kita dapat memikirkan karya-Nya pada banyak aspek. Betapa indah Bumi tersebut secara satu kesatuan yang terlihat di dalam foto yang diambil oleh para astronot? Saya ingat foto itu diambil oleh para astronot Apollo 8 akan Bumi yang biru dan coklat, disangga di dalam kekelaman luar angkasa dengan gulungan awan-awannya yang muncul atas bulan yang terasing, ditinggalkan, rusak berat, dan tidak punya kehidupan. Apakah setiap orang melihat bukti dari keterampilan Pencipta di sana? Sekembalinya ke Bumi, seorang dari para astronot Apollo 8 mengatakan tentang gambar foto “Earthrise” yang terkenal, di mana mereka menjelajah ¼ juta mil pada perjalanan ke bulan, dan apa yang benar-benar mereka temukan adalah keindahan Bumi yang begitu mendalam.

Pada sisi lain dari bagian itu, kita dapat menyebutkan rincian yang kompleks dan keindahan dari banyak ciptaan yang detail, di mana Dia telah bentuk. Bahkan bentuk seperti kristal dari eksoskeleton dari diatom mengesankan kita dengan desain elegan hal-hal itu. Meskipun ciptaan itu juga dipengaruhi oleh kejatuhan Adam, hal itu masih membicarakan akan kuasa, kemuliaan dan penghakiman dari Pencipta. Betapa jelasnya kesaksian penciptaan kepada Adam di dalam pernyataan yang aslinya? Kepada kaum percaya, terdapat bukti yang tak diragukan dari hikmat Allah di dalam meletakkan Bumi.

Tidak hanya harus kita perhatikan pada apa yang Alkitab katakan, tetapi juga saat hal itu menolong untuk memperhatikan apa yang Alkitab tidak katakan. Hal ini penting di mana penciptaan melawan kaum evolusi terus berdebat. Terdapat para ilmuwan Kristen yang digambarkan dengan sendirinya, yang tidak memercayai interpretasi literal dari Kejadian 1 dan 2. Pandangan bahwa Allah menggunakan cara evolusi untuk membawa segala sesuatu yang kita ketahui dari pandangan populer yang semakin meningkat. Ada banyak orang yang menemukan konsep sintesis dari posisi ini begitu menarik. Pada cara ini, seorang ilmuwan Kristen dapat mengakui secara serius, dan kita dapat menyesuaikan. Tetapi, Amsal 3:19 mengatakan akan hikmat Allah yang meletakkan bumi dan pengertian-Nya menetapkan langit, bukanlah kesabaran-Nya selama berjuta-juta tahun sebagaimana Dia mengarahkan perubahan yang lambat di dalam karya-karya perbuatan tangan-Nya.

Pengertian Allah telah menetapkan langit. Apa yang kita lihat di langit di atas kita bukanlah hasil kekacauan dari Big Bang (teori Dentuman Besar, bahwa ledakan itu belum diketahui disebabkan oleh siapa pun atau apa pun, tetapi dipercaya oleh para ahli astronom sebagai peristiwa pertama kali dari terjadinya segala benda-benda alam semesta – pen.). Allah membentuk matahari, bulan, segala planet dan bintang dan mengarahkan lintasan mereka untuk tujuan-Nya sendiri. Terang-terang ini diberikan kepada kita untuk menyatakan waktu dan membedakan musim. Hal-hal itu ditandakan bagi kita dari Allah yang teratur. Langit juga akan digunakan untuk menyaksikan kedatangan Kristus. Bagaimanapun, apakah kita menguasai cukup hikmat untuk tahu membedakan mengapa bintang-bintang memiliki tempat pada posisi mereka? Akankah kita memandang pola lain dari bintang yang lebih serasi? Akan tetapi, sekalipun keterbatasan kita, langit memberitakan akan adanya Pencipta yang agung dan berkuasa, Yang harus ditakuti. Pencipta ini tentunya mampu melakukan apa pun yang Dia inginkan untuk dilaksanakan.

Kelas-kelas ilmu pengetahuan dan seni kita memberikan murid-murid kovenan kita suatu kesempatan untuk melihat hikmat dan pengertian akan Allah. Dosa-dosa kita tidaklah sedikit, atau hal-hal itu kurang melawan kepada Allah yang sucinya sempurna. Satu-satunya Allah yang perkasa dan berhikmat yang dapat memberikan keselamatan kepada Gereja-Nya. Bumi dan langit membuktikan bahwa kita layak melayani bagi Allah yang demikian.

Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.