Covenant Protestant Reformed Church
Bookmark and Share

Bolehkah Penggunaan Mariyuana yang Benar?

Prof. Herman Hanko

Pertanyaan: “saya pernah mendenga pernyataan Paulus bahwa ’segala makhluk Allah adalah baik’ ketika hal itu ’diterima dengan ucapan syukur’ dan ’dikuduskan dalam firman dan doa’, hal ini digunakan untuk membenarkan penggunaan cannabis/mariyuana (obat-obat bius – ed.). Apakah ini adalah argumen yang sah atau suatu penjabaran dari prinsip ini?”

Pertanyaan ini dicetuskan oleh suatu artikel di Buletin terakhir di mana saya mendiskusikan penggunaan minuman beralkohol yang tepat. Saya membicarakan intinya bahwa anggur dan minuman beralkohol yang lain merupakan karunia-karunia Allah yang diterima dengan ucapan syukur dan dikuduskan oleh Firman Allah dan doa (1Tim. 4:3-5). Pembaca tersebut kini menanyakan bagaimana dengan mariyuana: Apakah prinsip ini juga benar jika dikenakan pada penggunaan mariyuana? Apakah ada suatu cara yang dapat digunakan supaya hal ini digunakan dengan benar?

Kita kini masuk ke suatu ranah di mana hal itu tidaklah mudah untuk menemukan cara itu. Hal itu bagi saya tampaknya mungkin bagi sesuatu untuk diproduksi dari hal-hal yang disajikan di dunia milik Allah dalam kecanggihan teknologi zaman ini, yang hanya digunakan untuk tujuan-tujuan perbuatan dosa. Saya tidak bermaksud bahwa barang-barang yang diproduksi ini memang digunakan untuk perbuatan dosa sedangkan hal-hal itu juga mungkin memiliki tujuan yang baik. Contohnya hal itu mungkin sebuah komputer, di mana, meskipun digunakan untuk dosa-dosa yang brutal, dapat juga digunakan untuk tujuan-tujuan menghormati Allah. Tetapi maksud saya adalah sesuatu yang diproduksi di mana dapat digunakan hanya untuk perbuatan dosa. Tidak ada tujuan yang benar yang dapat ditemukan untuk barang tersebut.

Contoh sesuatu yang diproduksi hanya untuk perbuatan dosa disebut ”morning-after pill”. Sejauh yang saya tahu, pil ini tidak memiliki tujuan yang baik. Pil itu diproduksi hanya untuk satu tujuan, yakni untuk mengaborsi bayi yang belum waktunya dilahirkan. Hal itu jelas untuk tujuan aborsi dan pembunuhan seseorang.

Dalam bidang pengobatan, ada sejenis obat “mind-altering”, tujuan keberadaan akan hal-hal ini semata-mata bukan ditujukan untuk selazimnya atau menolong, tetapi hal ini dapat digunakan untuk tujuan-tujuan jahat. Contohnya adalah methadone. Saya tidak mengetahui tujuan baik dari fungsi obat ini; penggunaan obat ini adalah dan hanya untuk menciptakan kondisi euforia. Penggunaan ini adalah berdosa.

Entahlah mariyuana dapat digunakan hanya untuk tujuan jahat adalah persoalan lain. Saya benar-benar tidak berotoritas menyarankan penggunaan obat-obatan ini, tetapi saya pernah membaca bahwa mariyuana dapat digunakan untuk tujuan pengobatan dan dapat melayani suatu fungsi baik dalam memulihkan kesehatan.

Perihal yang sama terjadi pada heroin. Saya mengerti bahwa beberapa narkotika, sejenis morfin, dapat diproduksi dari heroin; hal ini menolong di dalam mengontrol kesakitan. Saya sangat yakin kebenaran ini dan Allah memberikan kita karunia-karunia ini untuk meringankan sakit yang parah. Tidak ada dosa di dalamnya, dan kita boleh benar-benar bersyukur kepada Allah untuk karunia semacam ini.

Bagaimanapun, sebagaimana semua orang ketahui, mariyuana dan heroin juga dapat digunakan (dan biasanya) untuk alasan-alasan yang benar-benar salah.

Terdapat tanda lain yang tampak dibuat di sini. Kita hidup di zaman di mana banyak, sekalipun tidak selalu, orang hidup dengan pil-pil. Dan para dokter menemukan pil untuk setiap kesakitan, setiap derita, setiap masalah mental, setiap penyimpangan kesehatan, setiap kesusahan atau keputusasaan, setiap ketidakmampuan untuk tidur, dll. Saya menemukan hal ini begitu membahayakan. Bahaya tersebut ditekankan pada banyak halaman yang mungkin dari ‘efek samping’ yang dapat diakibatkan dari peresepan dari obat tertentu.

Sifat jahat dari hal inilah yang orang pikir hidup ini harus dihidupi dari kebahagiaan yang belum terlegakan ini, di mana setiap orang harus mendapatkan tepat seperti yang diinginkan. Mereka memandang bahwa kehidupan mereka di dalam dunia sebagai seorang yang mereka pantas dapatkan; dan ketika mereka tidak mendapat apa yang mereka pikir pantas itu, mereka berlindung di dalam pil-pil untuk melarikan diri dari kesulitan hidup ini. Cakrawala mereka harus selalu menjadi biru dan hanya menginginkan hembusan yang dingin dan menyegarkan pada mereka. Mereka berpikir hal itu hanya takdir kehidupan yang harus dijalani melalui aliran sungai yang beriak, melalui padang rumput yang hijau dan dipenuhi bunga di mana mereka dapat melalui dan melompat dengan gembira selama mereka berjalan di dalam dunia.

Tetapi kehidupan bukanlah seperti demikian, karena kita hidup di dalam dunia yang berdosa dan kematian yang dinaungi awan-awan pekat akan penghakiman dari Allah yang berang, yang memandang di dalam kemurkaan yang sangat terkontrol atas orang yang jahat. Jalan keluar dari penghakiman Allah ini, beberapa orang berbohong, adalah pil-pil ini – dalam segala hal. Ambilah pil-pil yang tepat; cukup ambilah mereka; ambilah secara teratur. Dalam jalan demikian, segala kegalauan dari kemarahan Allah melawan dosa dapat dihindarkan; dan mungkin, sebagaimana beberapa penulis fiksi ilmiah telah gambarkan, seorang dapat menghidupi kehidupannya di dalam kebahagian yang terus menerus tanpa suatu kengiluan penderitaan – ketika pil yang benar ditemukan.

Pada parafrase Maz. 20:7: ”orang ini memegahkan kereta kuda, orang itu memegahkan kuda, [dan yang lainnya memegahkan pil-pil] …” Setiap kengiluan kecil harus ditawarkan’ setiap keputusasaan memerlukan suatu pengobatan untuk mengatasi hal itu; setiap pengalman yang tidak menyenangakan harus dibalikkan atau ditawarkan secara pengobatan. Saya khawatir bahwa terkadang umat Allah jatuh ke dalam pola pemikiran yang sama. Efek sampingnya sangat berisiko, tetapi dapat ditoleransikan di dalam pengejaran kenikmatan dan penghindaran penderitaan. Terakhir, Asa meskipun raja yang takut akan Allah di Yehuda, dihukum karena dia percaya kepada para tabib dan bukan di dalam Yehova (2Taw. 16:12).

Saya tidak mengatakan – dan tidak ingin ditafsirkan seperti mengatakan – bahwa seorang Kristen tidak boleh mengambil pengobatan apa pun, tetapi ia harus menganggung penderitaan kehidupan sebagaimana kenyataan dosa-dosanya. Dia boleh (mungkin harus) mencari pertolongan yang memungkinkan dari para dokter. Tetapi para dokter, pada banyak bagian, tidak dapat disandarkan untuk mencari kondisi yang lebih baik ketika seorang Kristen mencari mereka. Kaum percaya mengetahui bahwa kesusahan masa sekarang dihantarkan Allah untuk membentuk dan memoles di secara rohaniah demi tempatnya di dalam kemuliaan. Dan juga, jika pertolongan obat tersedia yang akan mengangkat kesusahannya, dia harus mempergunakan hal-hal ini. Dan dia harus menerima hal-hal itu dengan ucapan syukur dan menguduskan hal-hal itu oleh Firman Allah dan doa.

Yakni, dia harus menerima mereka sebagai karunia-karunia Allah, tidak melarikan diri dari apa yang Allah memang berkenan kirimkan, tetapi memampukan dia untuk terus melaksanakan tugas-tugas wajib tersebut, yang membangkitkan dari tanggung jawabnya di rumahnya, di gereja dan di dunia di mana dia hidup.

Tentu saja, jika pemerintahan sipil melarang menggunakan mariyuana, kita harus menaati pemerintah (Rm. 13:1-7; 1Pet. 2:13-17) dan tidak menggunakan hal itu bahkan untuk tujuan pengobatan

Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.