Covenant Protestant Reformed Church
Bookmark and Share

Penyihir dari Endor

Prof. Herman Hanko

 

Seorang saudara dari Uganda bertanya, “Ketika Saul mendatangi si pemanggil arwah dan Samuel berbicara, apakah ini benar-benar Samuel ataukah iblis yang menyamar sebagai dia?”

1 Samuel 28:3-5, perikop yang dirujuk oleh si penanya, terlalu panjang untuk diulang di sini, maka pembaca dipersilakan untuk membuka Alkitab mereka dan membaca perikop tersebut sebelum memikirkan jawaban ini.

Saul dan pasukan Israel akan segera menghadapi bangsa Filistin di dalam peperangan. Bangsa Filistin, sejak masa Simson, telah menjadi duri dalam daging bagi Israel dan menjadi alat di tangan Tuhan untuk menghajar umat-Nya karena pemberontakan mereka yang terus-menerus terhadap-Nya dengan menolak untuk menyembah Dia tetapi malah memberi penyembahan mereka kepada Baal dan Asyterot.

Sebagai tuntutan bangsa itu akan seorang raja, Allah telah memberikan kepada mereka Saul bin Kish. Awalnya ia terlihat sebagai seorang raja yang baik, tetapi ia segera menunjukkan bahwa ia membenci Allah karena ia menolak untuk mengikuti jalan-jalan Allah. Sekarang waktu bagi hukuman Allah yang sepenuhnya atas Saul dan Israel sudah tiba, karena bangsa Filistin telah berkumpul sebagai satu pasukan yang sangat besar untuk menghadapi Israel. Saul sangat ketakutan dan putus asa karena Allah telah meninggalkan dia dan tidak lagi berfirman kepadanya. Sebelum Saul menjadi murtad, Tuhan berfirman kepada Saul melalui Samuel, sang nabi dan hakim di dalam bangsa itu.

Saul mengutus hamba-hambanya untuk mencari seorang penyihir dengan harapan bahwa ia masih bisa memanggil Samuel dari alam kematian untuk mendengarkan firman Tuhan dari nabi itu menjelang perang yang akan terjadi. Para hambanya menemukan seorang penyihir perempuan di Endor.

Tampaknya dosa sihir telah dipraktikkan sangat awal di dalam sejarah. Firaun memiliki penyihirnya (Kel. 7-9). Di dalam Taurat-Nya, Allah berulang kali memperingatkan Israel terhadap semua bentuk sihir. Sihir juga menarik bagi laki-laki dan perempuan yang sudah terjatuh karena, melalui ilmu gaib dan sihir, orang-orang mengklaim bagi diri mereka kuasa-kuasa yang luar biasa yang memampukan mereka untuk berbicara dengan orang yang sudah mati, meramalkan peristiwa-peristiwa di masa depan, dan memberi kekuatan supramanusiawi yang tidak dimiliki oleh manusia biasa. Di zaman “saintifik” kita, segala jenis takhayul masih dipraktikkan: pemanggil arwah, peminta petunjuk kepada orang mati, para nabiah yang membaca bola kristal, semua jenis bentuk ESP, dll. Takhayul bisa ditemukan di antara bangsa-bangsa di negara-negara yang “kurang beradab,” tetapi, meskipun mungkin lebih rumit, takhayul juga ditemukan di setiap bagian dari masyarakat kita. Saul telah menyingkirkan semua penyihir dari bangsa itu (1Sam. 28:3), tetapi sekarang, di dalam ketakutan dan keputusasaannya, ia menginginkan seorang penyihir untuk mencoba menjangkau Samuel.

Saya percaya bahwa Samuel memang berbicara kepada Saul, meskipun hanya si penyihir yang tampaknya telah melihat sosoknya. Saya tidak ragu bahwa Allah sanggup mengutus Samuel kembali dari kubur untuk membawakan perkataan-Nya kepada Saul. Teks ini terlalu eksplisit di dalam memberitahukan kepada kita bahwa Samuel memang kembali untuk memberi tahu Saul tentang penghakiman Allah atas dirinya. Perkataan yang dibawakan Samuel juga adalah perkataan yang hanya mungkin berasal dari Allah.

Tetapi kejadian ini sangat tidak lazim dan Alkitab tidak mencatat peristiwa lain yang serupa. Hal yang aneh adalah 1) hanya si penyihir yang bisa melihat Samuel; 2) Samuel tampil dalam keadaan seperti ketika ia masih berada di dalam dunia, tua dan mengenakan jubah; 3) kesan yang ditimbulkan adalah bahwa Samuel datang, bukan dari sorga, melainkan dari apa yang Perjanjian Lama sebut sebagai Sheol, tempat bagi orang mati. Bagi saya, ketiga poin yang diimplikasikan di dalam teks ini konklusif. Allah melakukan mujizat di titik yang krusial di dalam sejarah Israel. Terjadi sebuah peristiwa yang pasti berdampak besar atas seluruh bangsa itu, karena ini dicatat di dalam Kitab Suci untuk dibaca oleh seluruh Israel. Dengan keajaiban ini, Allah menunjukkan kepada bangsa itu mengapa Ia menghajar mereka, apa yang terjadi atas para raja yang fasik yang menyesatkan Israel, dan kejahatan apa yang akan terjadi ketika orang-orang menggunakan berbagai bentuk sihir.

Perhatikan bahwa perempuan itu tidak membawa Samuel kembali dari dunia orang mati dengan sihirnya. Ia sendiri begitu ketakutan ketika Samuel muncul di hadapannya. Ia mengklaim bisa melakukan itu, tetapi ketika Samuel muncul, ia segera tahu bahwa bukan dirinya yang membawa Samuel kembali.

Meskipun banyak orang mengaku memiliki kuasa-kuasa yang melampaui kemampuan manusia, sebagian besar dari penggunaan “kuasa-kuasa” itu adalah murni delusi dan penipuan atas orang-orang yang begitu memercayai takhayul. Saya berkata “sebagian besar” karena saya sendiri percaya bahwa semua tipe pemanggil arwah, termasuk para pembuat mujizat, bisa dan sering menjadi agen-agen Iblis, yang memang memiliki kuasa yang melampaui kuasa yang kita miliki.

Bertahun-tahun yang lalu, saya diminta untuk berkhotbah mengenai okultisme. Saya tetap menolak bahkan ketika saya didesak. Tetapi ketika saya diberi tahu bahwa ada sejumlah orang yang menggunakan praktik okultisme sebagai bentuk hiburan, saya setuju untuk membicarakannya. Karena saya bisa dikatakan tidak tahu banyak tentang okultisme, saya pergi ke perpustakaan dan pulang membawa setumpuk buku. Itu bukan bacaan yang menyenangkan, tetapi saya menjadi yakin bahwa memang ada berbagai kejadian yang tidak dapat dijelaskan yang menjadi bukti-bukti dari okultisme. Yang paling meyakinkan adalah kesaksian dari para misionaris di tanah yang masih penuh keyakinan pagan yang telah berperang dengan okultisme di antara kaum yang belum percaya.

Saya sampai kepada kesimpulan bahwa di dalam sejumlah peristiwa, untuk terlibat di dalam berbagai praktik yang berkaitan dengan sihir, para praktisinya membuka diri mereka bagi pengaruh-pengaruh dan kuasa-kuasa dari roh-roh jahat. Wahyu 13, di dalam deskripsinya tentang Antikristus sebagai agen Iblis sendiri, menyatakan bahwa ia akan mampu melakukan mujizat-mujizat – mungkin dengan kuasa yang diberikan oleh Iblis kepadanya.

Kesimpulan dari semua pembahasan ini adalah sebagai berikut: Adalah berdosa dan sangat bahaya karena berurusan dengan roh jahat jika terlibat di dalam praktik okultisme dalam bentuk apa pun. Bahkan menggunakan benda-benda seperti papan Ouija, pengangkatan meja, tepukan, dll., untuk tujuan-tujuan “hiburan” berarti membuka diri bagi kemungkinan kendali oleh roh-roh jahat. Saya telah berbicara dengan sejumlah orang yang telah dilepaskan dari kengerian seperti itu. Yang satu adalah penyembah Iblis sebelum ia dibawa kepada keselamatan; yang lain adalah seorang pemimpin di dalam gerakan Pentakosta. Kisah-kisah mereka tidak enak didengar dan setiap hari mereka berperang dengan godaan-godaan yang tetap ada dari dosa lama mereka.

Peringatan Alkitab terhadap semua bentuk sihir dan okultisme harus ditanggapi dengan sangat serius (mis. Ul. 18:9-14). Kita memiliki wahyu Allah yang tertulis di dalam Kitab Suci yang tidak mengandung kesalahan. Semua yang perlu kita ketahui bagi keselamatan kita ada di dalam Kitab Suci itu. Mari kita memberi diri untuk sungguh-sungguh mempelajari Firman Allah yang mahacukup dan menghindari semua takhayul seperti kita menghindari semua kuasa neraka.

Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.